Senin, 23 Januari 2012

Dia Dalam Dua Dimensi


Dia Dalam Dua Dimensi
“Meoung, meoung…”, suara kucingku ini baru saja menyadarkanku dari lamunanku tentang dia. Dia yang sering datang dengan candanya. Dia yang selalu memaksaku untuk tersenyum menghadapi saat- saat yang menyakitkan. Dia yang seperti ayahku, menjaga, dan memperhatikanku dengan caranya. Dia yang ku anggap sebagai kakakku, yang ceriakan dan warnai hidupku dengan ejekan, rayuan, dan sering menggangguku. Namun saat dia meminta jadi pacarku…, aku tak bisa menjadikannya seperti apa yang dia inginkan. “Maaf, aku ga bisa…, aku memang sayang ma kamu, tapi sayangnya beda. Bukan sebagai seorang cowok yang akan mendampingiku, tapi lebih sebagai seorang sahabat yang kan menjadi teman jiwaku. Sekali lagi maafkan aku Rama”, kataku sambil menggenggam tangan dan menyelimuti matanya dengan penuh harapan, semoga dia bisa mengerti perasaanku. “Aku kira setelah tiga tahun kita selalu bersama kamu bisa menganggapku lebih. Aku hanya ingin menyampaikan perasaan yang sudah tak dapat lagi kusembunyikan. Kamu tenang saja, aku tak akan mogok makan atau nangis diam-diam di kamar. Aku akan seperti biasanya, seperti aku yang selalu menjaga, melindungi, dan mencintaimu. Maaf juga karena aku terlalu jujur. Aku akan mencoba mengerti perasaanmu Ayu”, katanya dengan penuh ketulusan.
Kejadian itu sudah tiga bulan yang lalu. Saat senja menyelimuti langit yang temaram. Saat anak-anak kelas 3 sudah bersiap menenteng tasnya menuju luar pintu kelas. Namun dia menahanku, berbasa-basi lalu tiba-tiba saja semua itu terjadi. Sekarang saat dia terlihat dekat dengan seseorang mengapa aku merasa ada yang kurang di sisiku. Apakah itu cemburu? Entahlah biar waktu saja yang menjawab. Kini aku akan sibuk menghadapi try out yang sebentar lagi datang menyerbu. Pikiran ku mulai melambat, kusut, jenuh, dan tereduksi mengingat semua energiku sudah habis untuk usaha meraih cita- cita yang akan menentukan hidupku kedepan. Karena sangat lelah akhirnya kuputuskan untuk segera tidur. Aku berharap esok adalah hari yang bahagia dan menyenangkan. “Terima kasih Tuhan atas segala hal yang telah Kau berikan hari ini, semoga esok aku masih bisa melihat mentari terbit dan berlari bersamanya”, ucapku seraya menutup dunia hari ini.
“Ayu Nur…, Ayu Nur…”, teriak seseorang kepadaku. “Hai”, sapaku pada Ari yang sedang berlari menghampiriku. “Yuk, kamu tahu ga kalau Rama udah jadian sama Vika?”, tanya Ari sambi mengatur napasnya. Aku yang kebingungan dengan polosnya berkata bahwa mungkin saja Rama lupa ngasih tahu aku tentang hal ini. Aku kembali terpangu saat tiba di kelas. Mataku menatap kosong, entah bayangan siapa yang muncul. Bayangan Rama, Vika, Ari, dan bayanganku. Susah sekali menerima kenyataan ini.
Vika datang menghampiriku saat pulang sekolah. Dia menemuiku di kantin dan dengan tenangnya dia berkata, “Hai sudah tahu kabar gembira belum?”. “ Kabar kamu jadian sama Vita?, kamu sahabat apaan sih ga bilang- bilang sama aku kalau mau nembak cewek, kan biar aku bisa bantu nyiapinnya. Biar jadi moment yang terlupakan gitu loh Rama”, kataku dengan nada sedikit bercanda, dan muka gembira, padahal di dalam hati sulit sekali mengucapkannya tanpa berpura-pura. “Ia…, ia…, sorry deh”. “Selamat ya sudah jadian, teraktirannya mana nih?”, ucapku setengah hati. Entar deh biar ngumpul sama teman- teman yang lain baru aku teraktir, ok!”. “Ok deh bos”, kataku sambil tertawa dan menepuk pundaknya.
Sehari, seminggu, sebulan, dan kini telah menginjak dua bulan jadian mereka. Namun mengapa hatiku belum bisa merelakan hubungan mereka?. Aku tahu aku cemburu, tapi aku tak tahu cemburu sebagai sahabat yang kehilangan teman bermain, atau sebagai seorang perempuan yang kehilangan pasangan hatinya. Di saat-saat seperti inilah tiba- tiba datang seorang cowok lain yang kembali memberikan api semangat dalam hari-hariku. Namanya Prasta, seorang teman di masa lalu yang kembali hadir melalui dunia maya. Aku sering chating sama dia, dan akhirnya setelah kita ketemuan enam kali, eh dia nembak aku. Dan saat itu aku ngerasa ga ada salahnya aku terima dia, karena  dia adalah orang yang  baik, rajin, pintar, selalu berpikir positif, ramah, penyayang, pengertian, lebih dewasa dariku, dan yang terakhir ganteng. Pokoknya wah banget deh. Aku merasa sangat beruntung bisa berada di tempat terbaik di hatinya.
Kita sering jalan bareng, dia juga suka nganterin aku sekolah di hari- hari tertentu, selain itu aku ngerasa dia benar- benar perhatian baget sama aku. Sesaat aku mulai melupakan keberadaan Rama yang entah kemana rimbanya, apa mungkin dia salah alamat?. Saat aku jadian saja dia tidak ikut dalam acara teraktiran di kantin. Dia Cuma sms bilang kalau dia juga turut bahagia ngeliat aku sudah menemukan yang cocok di hatiku. Sampai pada suatu ketika dia mengajakku kencan ganda. “Apa kencan ganda?, kayak kurang kerjaan aja deh. Masak pacaran keroyokan gitu, ga malu apa entar diliatin orang, kan aneh gitu rasanya?”, tampikku untuk menutupi kekagetanku. “Ya, sekali-kali kita jalan bareng berempat kan ga apa-apa. Mau ya!”, pintanya padaku. Awalnya aku tetap menolak, tapi karena dia terus memaksa akhirnya aku menyetujuinya. Untungnya Prasta mau diajak kencan bareng ini. “Ingatnya acaranya lagi dua minggu”, kataku sambil tersenyum kepadanya.
Di suatu malam, saat hujan turun aku tetap ingin pergi ke tempat acara itu. Setibanya di sana ternyata belum ada seorangpun yang dating aku hanya menunggu sambil menikmati alunan musik jass dibaluti suasana dinginnya malam ini. Aku sudah kabari semuanya kalau aku sudah di TKP dan mulai bosen nunggu mereka sampai lumutan, tapi setelah 20 menit belum ada seorangpun yang datang. Aku mengambil tas beranjak pergi ke toilet, dan saat aku kembali ternyata sudah ada seorang cowok yang duduk disana. “Pasti itu Prasta, karena tadi dia bilang akan memakai kemeja coklat”, kataku dalam hati sambil menghampiri cowok itu dari belakang. Ku menutup matanya dari belakang dan dia memegangi tanganku, lalu aku diam, dia juga diam. Dia berbalik dan mulai melepaskan tangan ku. Secara tak sadar aku juga ikut melakukan yang sama saat dia hanya terpaku pada sosokku yang kini mulai kebingungan dan malu. “Eh Rama, sorry, aku kira kamu Prasta”. “Oh ia, ga apa- apa. Tadi Prasta sms aku dia ga bisa datang. Ibunya tiba- tiba haruspergi ke luar kota, jadi ia harus mengantarnya ke bandara. Ia bilang tidak enak membuatmu kecewa, makanya dia suruh aku yang menyampaikannnya”. “Lalu Vika mana?”, tanyaku yang sudah mulai agak kesal. “Dia juga ga bisa datang, karena dia harus ke dokter meriksain jerawatnya”, kata Rama yang juga terlihat agak kesal.
Karena sudah terlanjur ada di TKP, kami langsung saja memesan makanan dan minuman berhubung perut sudah tak bisa diajak kompromi lagi. Kami asyik makan sambil ngobrol berdua disana dan disaat akan pulang tiba-tiba saja hujan turun lebat sekali. “Sudah deh, Ayu kamu ikut mobilku aja sudah malam juga kali”, kata Rama menawarkan tumpangan. “Oke deh, makasi banget ya, sorry kalo ngerepotin”. “Buat kamu apasih yang enggak”, katanya sambil tertawa. Di tengah-tengah jalan dia mulai menceritakan hubungannya dengan Vika yang mulai sedikit renggang. Kata Rama, Vika itu manja, dan ketergantungan baget. “Ya sudah, coba saja kamu nasehatin dia biar mau berubah”, kata dengan suara datar. “Boleh ga aku jujur ma kamu Ayu?”, tanyanya sambil menatapku dalam. “Boleh aja, memang apaan?”. “Aku sebenarnya cemburu sama kamu. Kamu bisa seakrab dan sedekat gitu sama Prasta. Lebih dekat dari pada hubungan kita ini”, katanya dengan tenang. “Kamu kan tahu dia pacarku, masak aku mau mesranya sama kamu, yak kan ga mungkin”, jawabku. “Ia, juga ya. Coba saja kamu yang jadi pacarku pasti…”. “Sudahlah Rama, kamu yang paling mengerti perasaanku”. Kita saling terdiam dan saat sudah sampai di depan gerbang Rama hanya tersenyum kecil melepas kepergianku dari mobilnya. Tanpa ada kata-kata semua berlalu begitu saj seperti malam sunyi dan semilir angin dingin.
Dikamar aku memikirkan segalanya. Ku rasa memang Rama yang mengerti perasaanku. Sebenarnya dia tahu aku yang cemburu, aku juga menginginkannya. Tapi aku harus setia, kini Prasta sudah ada di sisiku, akan sangat jahat jika aku menghianatinya dengan cinta pertama yang masih tersimpan di hatiku ini. “Maafkan aku Rama, maafkan aku Prasta, Karena aku telah membohongi semuanya, termasuk diriku sendiri. Namun ini untuk kebaikan kita semua dan sekali lagi baiarlah waktu yang menyelesaikan akhir kisah ini, untuk kebahagian semua hati.

CINTA SEUJUNG KUKU


Mengapa banyak orang berbicara terlalu keras kepadanya? Ku rasa dia tidak tuli ataupun gangguan telinga lainnya. Namun orang-orang tak pelikan itu, mereka tetap saja berkata keras dan menyindirnya secara halus. Dia tetap terdiam dan sebenarnya dia memendam semua sakit itu jauh di dalam hatinya. Dia mencoba menahannya, hingga tak sadar tiap malam ia kerap kali memeteskan air mata. Ia mengadukan segala perasaannya ke Tuhan, dan ia juga mendoakan orang yang menghinanya.
Pagi itu, saat mentari baru membuka mata, dan suara merdu burung menghanyutkan suasana kota Denpasar. Tiba-tiba saja mereka memanggilnya dengan lengkingan tajam. Bukanya minta maaf atas kejadia lampau mereka malah kembali mengumpatnya dengan suara yang keras sekali. Perempuan ini menyahutinya dengan senyum dan bertanya apa ada yang bisa dia bantu. Mereka hanya tersenyum sambil mengkerutkan jidadnya. “Memang apa yang bisa dilakukan oleh seorang tua Bangka seperti kau”, kata itu terucap lagi dari mulut bersih mereka. “Jangan bicara begitu, aku ini orang tua kalian”, jawab wanita itu sambil memegang dadanya.  “Ya, orang tua…, kau hanya orang yang akan cepat mati. Jadi tak ada gunanya lagi kau disini. Kami sudah bosan dengan caramu yang kuno itu. Yang tak tahu artinya menjaga kebersihan, tak tahu tentang semua ilmu dan teknologi canggih, yang tak bisa diajak hidup modern. Kau yang mengganggap sama arti sehat dan hemat. Kau yang selalu bertindak dan berkumul dengan kuman-kuman. Dan kau masih bisa bilang kau ini sudah melakukan yang terbaik. Kau tahu betapa pentingnya arti kebersihan, kesehatan, dan teknologi canggih? Sedangkan kau hanya mengerti arti cara hidup kuno yang kotor itu”.

               “Jadi itu yang kau tahu dariku? Apa kau tak pernah merasakan rasa sayangku terhadap dirimu, dan anak-anakmu? Aku menyayangi kalian, tapi mengapa kalian bersikap seperti itu?”, katanya sambil meneteskan air mata. Dia terdiam dalam isak tangisnya dan pergi meninggalkan menantu yang dulu dibanggakannya itu. Hatinya sungguh sakit dan teririd-iris. Dia sudah tak tahan lagi dengan sikap menntunya yang makin hari makin membandel itu. Dia terus bertanya mengapa ini terjadi, apa yang salah dari dirinya. Dia merasa telah mencurahkan semua waktu, cinta, sayang, dan hidupnya untuk keluarganya. Tapi mengapa kini menantunya sendiri menyakiti dia dengan sikap dan kata-katanya yang dingin. Setiap cucunya mengangis selalu saja dia yang disalahkan. Salah memberi makan, salah dalam hal merawat, dalam hal menjaga, dan dalam hal lainnya yang sebenarnya terlalu dilebih-lebihkan.

Kini dia berada di kamar, menangis…, menangis…, dan menangis…. Dia membiarkan air matanya membasuh luka hatinya, peris sekali, dan hanya ini yang ia bisa lakukan sekarang. Dia kembali curhat kepada Tuhan berkata, “Tuhan kuatkanlah hatiku, sembuhkanlah luka ini dengan kasihmu. Aku mohon maafkanlah dia yang telah menyakitiku, dia begitu mungkin karena dia belum mengerti cara membalas cintaku, maafkanlah dia, dan berikan pengertian kepadanya Tuhan. Aku mencintai mereka, anakku, menantuku, dan cucuku. Aku yakin salah satu alasan aku masih berada disini karena aku mencintai mereka  dan Kau mencintaiku.
Pesan : Kasih seorang Ibu tak akan ada habisnya, karena mereka yakin waktu di hidup mereka adalah cinta seujung kuku untuk dibagikan. Walau dipotong, cinta itu akan terus tumbuh seumur hidupnya, selamanya akan begitu.  Sayangilah Ibu, terutama Ibumu, Ibu dari ayah dan ibumu, Ibu suami atau ibu istrimu, Ibu sahabatmu, Ibu pacarmu, Ibu orang lain, dan Ibu alam ini. Karena seorang Ibu layaknya matahari, menerangi, menghangatkan, mengarahkan, menumbuhkan, dan mengeluarkan kita dari kegelapan. Merekalah yang membuat kita sampai bisa seperti ini. Berterimakasihlah dan sayangi mereka.
Karya : Ni Ketut Nugrahaningari (Ari Tayori)

Gurindam Dua Belas

Gurindam Dua Belas
Gurindam Dua Belas pasal pertama dan kedua, ditatahkan pada marmer di dinding makam Engku Puteri Hamidah () di Pulau Penyengat. Pulau Penyengat diberikan kepadanya sebagai mas kawin.
Gurindam 12 merupakan puisi, hasil karya Raja Ali Haji seorang sastrawan dan Pahlawan Nasional dari Pulau Penyengat, Provinsi Kepulauan Riau.



Gurindam I
Barang siapa tiada memegang agama,
sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama.
Barang siapa mengenal yang empat,
maka ia itulah orang ma'rifat
Barang siapa mengenal Allah,
suruh dan tegahnya tiada ia menyalah.
Barang siapa mengenal diri,
maka telah mengenal akan Tuhan yang bahari.
Barang siapa mengenal dunia,
tahulah ia barang yang terpedaya.
Barang siapa mengenal akhirat,
tahulah ia dunia mudarat.

 Gurindam II
Barang siapa mengenal yang tersebut,
tahulah ia makna takut.
Barang siapa meninggalkan sembahyang,
seperti rumah tiada bertiang.
Barang siapa meninggalkan puasa,
tidaklah mendapat dua temasya.
Barang siapa meninggalkan zakat,
tiadalah hartanya beroleh berkat.
Barang siapa meninggalkan haji,
tiadalah ia menyempurnakan janji.


Gurindam III
Apabila terpelihara mata,
sedikitlah cita-cita.
Apabila terpelihara kuping,
khabar yang jahat tiadalah damping.
Apabila terpelihara lidah,
nescaya dapat daripadanya faedah.
Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan,
daripada segala berat dan ringan.
Apabila perut terlalu penuh,
keluarlah fi'il yang tiada senonoh.
Anggota tengah hendaklah ingat,
di situlah banyak orang yang hilang semangat
Hendaklah peliharakan kaki,
daripada berjalan yang membawa rugi.

 Gurindam IV
Hati kerajaan di dalam tubuh,
jikalau zalim segala anggota pun roboh.
Apabila dengki sudah bertanah,
datanglah daripadanya beberapa anak panah.
Mengumpat dan memuji hendaklah pikir,
di situlah banyak orang yang tergelincir.
Pekerjaan marah jangan dibela,
nanti hilang akal di kepala.
Jika sedikitpun berbuat bohong,
boleh diumpamakan mulutnya itu pekong.
Tanda orang yang amat celaka,
aib dirinya tiada ia sangka.
Bakhil jangan diberi singgah,
itupun perampok yang amat gagah.
Barang siapa yang sudah besar,
janganlah kelakuannya membuat kasar.
Barang siapa perkataan kotor,
mulutnya itu umpama ketur.
Di mana tahu salah diri,
jika tidak orang lain yang berperi.


Gurindam V
Jika hendak mengenal orang berbangsa,
lihat kepada budi dan bahasa,
Jika hendak mengenal orang yang berbahagia,
sangat memeliharakan yang sia-sia.
Jika hendak mengenal orang mulia,
lihatlah kepada kelakuan dia.
Jika hendak mengenal orang yang berilmu,
bertanya dan belajar tiadalah jemu.
Jika hendak mengenal orang yang berakal,
di dalam dunia mengambil bekal.
Jika hendak mengenal orang yang baik perangai,
lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai.

Gurindam VI
Cahari olehmu akan sahabat,
yang boleh dijadikan obat.
Cahari olehmu akan guru,
yang boleh tahukan tiap seteru.
Cahari olehmu akan isteri,
yang boleh menyerahkan diri.
Cahari olehmu akan kawan,
pilih segala orang yang setiawan.
Cahari olehmu akan abdi,
yang ada baik sedikit budi,

Gurindam VII
Apabila banyak berkata-kata,
di situlah jalan masuk dusta.
Apabila banyak berlebih-lebihan suka,
itulah tanda hampir duka.
Apabila kita kurang siasat,
itulah tanda pekerjaan hendak sesat.
Apabila anak tidak dilatih,
jika besar bapanya letih.
Apabila banyak mencela orang,
itulah tanda dirinya kurang.
Apabila orang yang banyak tidur,
sia-sia sahajalah umur.
Apabila mendengar akan khabar,
menerimanya itu hendaklah sabar.
Apabila menengar akan aduan,
membicarakannya itu hendaklah cemburuan.
Apabila perkataan yang lemah-lembut,
lekaslah segala orang mengikut.
Apabila perkataan yang amat kasar,
lekaslah orang sekalian gusar.
Apabila pekerjaan yang amat benar,
tidak boleh orang berbuat onar.

Gurindam VIII
Barang siapa khianat akan dirinya,
apalagi kepada lainnya.
Kepada dirinya ia aniaya,
orang itu jangan engkau percaya.
Lidah yang suka membenarkan dirinya,
daripada yang lain dapat kesalahannya.
Daripada memuji diri hendaklah sabar,
biar pada orang datangnya khabar.
Orang yang suka menampakkan jasa,
setengah daripada syirik mengaku kuasa.
Kejahatan diri sembunyikan,
kebaikan diri diamkan.
Keaiban orang jangan dibuka,
keaiban diri hendaklah sangka.

Gurindam IX
Tahu pekerjaan tak baik,
tetapi dikerjakan,
bukannya manusia yaituiah syaitan.
Kejahatan seorang perempuan tua,
itulah iblis punya penggawa.
Kepada segaia hamba-hamba raja,
di situlah syaitan tempatnya manja.
Kebanyakan orang yang muda-muda,
di situlah syaitan tempat berkuda.
Perkumpulan laki-laki dengan perempuan,
di situlah syaitan punya jamuan.
Adapun orang tua yang hemat,
syaitan tak suka membuat sahabat
Jika orang muda kuat berguru,
dengan syaitan jadi berseteru.


Gurindam X
Dengan bapa jangan durhaka,
supaya Allah tidak murka.
Dengan ibu hendaklah hormat,
supaya badan dapat selamat.
Dengan anak janganlah lalai,
supaya boleh naik ke tengah balai.
Dengan isteri dan gundik janganlah alpa,
supaya kemaluan jangan menerpa.
Dengan kawan hendaklah adil supaya tangannya jadi kafill.

Gurindam XI
Hendaklah berjasa,
kepada yang sebangsa.
Hendaklah jadi kepala,
buang perangai yang cela.
Hendaklah memegang amanat,
buanglah khianat.
Hendak marah,
dahulukan hujah.
Hendak dimulai,
jangan melalui.
Hendak ramai,
murahkan perangai.


Gurindam XII
Raja mufakat dengan menteri,
seperti kebun berpagarkan duri.
Betul hati kepada raja,
tanda jadi sebarang kerja.
Hukum adil atas rakyat,
tanda raja beroleh inayat.
Kasihkan orang yang berilmu,
tanda rahmat atas dirimu.
Hormat akan orang yang pandai,
tanda mengenal kasa dan cindai.
Ingatkan dirinya mati,
itulah asal berbuat bakti.
Akhirat itu terlalu nyata,
kepada hati yang tidak buta.


2. Ciri- ciri Gurindam:
a. Puisi Melayu lama yang terdiri dari dua bait
b. Tiap bait terdiri dari 2 baris kalimat
c. Baris pertama berisikan semacam
soal, masalah atau perjanjian
d. Baris kedua berisikan
jawaban nya atau akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama tadi.
e.
Sajak akhir berirama sama a – a ; b – b; c – c
f. Dibawa oleh orang
Hindu atau pengaruh sastra Hindu
g. Gurindam berasal dari
bahasa Tamil (India) yaitu kirindam yang berarti mula-mula amsal, perumpamaan.
h.
Isinya merupakan nasihat yang cukup jelas yakni menjelaskan atau menampilkan suatui sebab akibat.
Berdasarkan contoh gurindam tersebut, sangat jelas ada keterkaitan antara isinya dengan kehidupan sehari-hari. Kesemuanya berupa nasihat. Nasihat yang berguna bagi manusia dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Sebagai manusia ciptaan Tuhan, agama merupakan pegangan hidup di dunia dan di akhirat. Barang siapa yang tidak memilikinya dan tidak melaksanakannya, maka tak hanya celaka di dunia tetapi juga di akhirat. Oleh karena itu, hidup di dunia harus menjauhkan diri dari hal-hal yang mudarat,harus berhati-hati, baik dalam berkata-kata maupun berfikir karena semua itu merupakan ilmu yang berguna dalam kehidupan.

Sabtu, 21 Januari 2012

Dermaga di Langit Merah

Dermaga di Langit Merah

Nusantara ini
perempuan tak beribu
4.jpgIa bagaikan jelmaan Cleopatra,
pancarkan alam surga
Dalam dekap pengap harap
hembusan angin  renyah menyapa
Langit memanas ketika perahu dan kapal
tua menanti malam gelap
Ia menunjuk jaring tak perkasa
yang enggan tertawa
3.jpgJuga sawah biru penuh hantu
di horisontal sana

Ia mulai bertanya :
mengapa kau kelabu
Berteriak dayung penyu
Dan kau hanya menggonggong
bersahutan tanpa irama
Karena angin hilang ditepian,
karena gelombang bertabrakkan.


Kini kau masih disini
Di bawah mentari cerah,
di tepian langit merah
Kau terlelap dalam
genderang pesta kerja tak berkerah
Ia menyentak ke dalam
2.jpgMengetuk cahaya di atas gelap
Kapan kemudi kau putar?
Kapan jala daan pancing ditebar?
Kapan penantian hati akan terbayar?

Jawablah sayang!
Karena kita harus bergegas pergi
Karena malam akan berganti pagi
Karena waktu tak pernah menanti
Atau kau akan mati
Di tepi surga ini.

Karya : Ni ketut Nugrahaningari (Ari Tayori)

Jumat, 20 Januari 2012

Cara Ampuh Biar Semangat Belajar


Cara Ampuh Biar Semangat Belajar
Motivasi belajar setiap tidaklah sama, tergantung dari apa yang diinginkan orang yang bersangkutan. Tapi gimana yah cara agar semangat belajar nggak mengendur?
Sebenarnya stimulus motivasi belajar
Terdapat 2 faktor yang membuat seseorang dapat termotivasi untuk belajar, yaitu:
* Pertama, motivasi belajar berasal dari faktor internal. Motivasi ini terbentuk karena kesadaran diri atas pemahaman betapa pentingnya belajar untuk mengembangkan dirinya dan bekal untuk menjalani kehidupan.
* Kedua, motivasi belajar dari faktor eksternal, yaitu dapat berupa rangsangan dari orang lain, atau lingkungan sekitarnya yang dapat memengaruhi psikologis orang yang bersangkutan.
Tips-tips meningkatkan motivasi belajar
Motivasi belajar tidak akan terbentuk apabila orang tersebut tidak mempunyai keinginan, cita-cita, atau menyadari manfaat belajar bagi dirinya. Oleh karena itu, dibutuhkan pengkondisian tertentu, agar diri kita atau siapa pun juga yang menginginkan semangat untuk belajar dapat termotivasi.
Yuk, ikuti tips-tips berikut untuk meningkatkan motivasi belajar kita:
Bergaul dengan orang yang giat belajar
Pernah dengar kan analogi orang yang berteman dengan tukang pandai besi atau penjual minyak wangi. Jika kita bergaul dengan tukang pandai besi, maka kita pun turut terciprat bau bakaran besi, dan jika bergaul dengan penjual minyak wangi, kita pun akan terciprat harumnya minyak wangi. Kebiasaan dan semangat mereka akan menular kepada kita
Bergaul dengan orang-orang yang senang belajar dan berprestasi, akan membuat kita pun gemar belajar. Selain itu, coba cari orang atau komunitas yang mempunyai kebiasaan baik dalam belajar.
Bertanyalah tentang pengalaman di berbagai tempat kepada orang-orang yang pernah atau sedang melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi, orang-orang yang mendapat beasiwa belajar di luar negeri, atau orang-orang yang mendapat penghargaan atas sebuah prestasi.
Belajar apapun
Pengertian belajar di sini dipahami secara luas, baik formal maupun nonformal. Kita bisa belajar tentang berbagai keterampilan seperti merakit komputer, belajar menulis, membuat film, berlajar berwirausaha, dan lain lain-lainnya.
Belajar dari internet
Kita bisa memanfaatkan internet untuk bergabung dengan kumpulan orang-orang yang senang belajar. Salah satu milis dapat menjadi ajang kita bertukar pendapat, pikiran, dan memotivasi diri. Sebagai contoh, jika ingin termotivasi untuk belajar bahasa Inggris, kita bisa masuk ke milis Free-English-Course@yahoogroups.com.
Bergaulah dengan orang-orang yang optimis dan selalu berpikiran positif
Di dunia ini, ada orang yang selalu terlihat optimis meski masalah merudung. Kita akan tertular semangat, gairah, dan rasa optimis jika sering bersosialisasi dengan orang-orang atau berada dalam komunitas seperti itu, dan sebaliknya.
Cari motivator
Kadangkala, seseorang butuh orang lain sebagai pemacu atau mentor dalam menjalani hidup. Misalnya: teman, pacar, ataupun pasangan hidup. Anda pun bisa melakukan hal serupa dengan mencari seseorang/komunitas yang dapat membantu mengarahakan atau memotivasi Anda belajar dan meraih prestasi.